Merintis Usaha Kecil Dengan Gerobak, Pedagang Ini Sukses Meraup Cuan

Merintis Usaha Kecil Dengan Gerobak, Pedagang Ini Sukses Meraup Cuan. Apa yang terlintas di benak kita saat mendengar bisnis es teh? Bagi banyak orang, mungkin hanya sekadar minuman sederhana yang dijual di pinggir jalan. 

Namun, Kernadi Ardianto (43), warga Desa Pandeyan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, berhasil membuktikan bahwa bisnis es teh tidak bisa dipandang sebelah mata.

Dengan merek Ginastel, Kernadi telah menciptakan jaringan waralaba yang memiliki hampir 3.000 gerobak di seluruh Indonesia. Kesuksesan ini menjadi bukti bahwa dengan kerja keras, inovasi, dan ketekunan, peluang bisa ditemukan di mana saja, bahkan dari minuman yang terlihat sederhana.

Kisah sukses ini dimulai pada September 2021, ketika Kernadi memutuskan untuk memulai bisnis es teh bersama istrinya, Ratih Dewi Apriliana. Dengan modal terbatas, mereka membuka gerobak kecil di Pasar Bugel, Kecamatan Polokarto.

merintis usaha kecil dengan gerobak jualan

 

Namun, keterbatasan modal menjadi kendala saat mereka ingin membuka cabang baru. Alih-alih menyerah, Kernadi memanfaatkan kreativitasnya. Ia mematangkan konsep bisnis, termasuk menciptakan logo, mematenkan nama, dan mendesain gerobak jualan yang menarik.

Nama Ginastel, yang merupakan singkatan dari legi, panas, pahit, sepet, dan kenthel, mencerminkan keunikan rasa tehnya. Dengan konsep ini, Kernadi mencoba mencari investor untuk mendukung ekspansi bisnisnya.

Kernadi tidak langsung menemukan jalan mulus. Beberapa orang yang dianggapnya berpotensi menjadi investor menolak idenya. Namun, ia tidak putus asa. Dengan presentasi yang meyakinkan, akhirnya ia berhasil mendapatkan modal dari temannya di Jogja sebesar Rp 200 juta.

Dana tersebut digunakan untuk membuka 20 gerobak baru di kawasan Solo Raya. Seiring waktu, bisnisnya terus berkembang pesat. Tahun 2022 dan 2023 menjadi puncak kejayaan Ginastel dengan banyaknya mitra yang bergabung dan permintaan yang terus meningkat.

Kini, Ginastel telah memiliki hampir 3.000 gerobak, dengan wilayah operasional yang meliputi Papua, Sulawesi, Kalimantan, Sumatra, hingga Bali. Untuk menjaga kualitas tehnya, Kernadi mengelola 120 gerobak langsung, sementara ribuan lainnya dioperasikan melalui sistem waralaba.

Dalam sebulan, Ginastel mampu menghabiskan hingga 25 ton teh, terutama pada musim panas ketika permintaan melonjak. Di musim hujan, meskipun ada sedikit penurunan, bisnis tetap berjalan stabil berkat jaringan waralaba yang luas.

Kesuksesan Ginastel tidak hanya menguntungkan Kernadi, tetapi juga membuka peluang usaha bagi banyak orang. Dengan paket waralaba yang ditawarkan, siapa pun bisa menjadi mitra Ginastel. Ada dua pilihan paket:

  • Gerobak besar seharga Rp 13 juta
  • Gerobak kecil seharga Rp 12 juta

Dengan biaya tersebut, mitra mendapatkan perlengkapan dan dukungan penuh untuk memulai usaha mereka sendiri.

Kernadi adalah contoh nyata bahwa keterbatasan bukanlah halangan untuk sukses. Dari gerobak kecil dengan modal seadanya, ia membangun kerajaan bisnis yang memberikan manfaat bagi dirinya, keluarganya, dan ribuan mitra di seluruh Indonesia.

“Yang penting kita jangan menyerah. Kalau satu pintu tertutup, masih ada pintu lain yang bisa kita ketuk. Alhamdulillah sekarang saya bisa berbagi rezeki dengan banyak orang lewat Ginastel,” ujarnya.

Kisah Kernadi mengajarkan kita bahwa kesederhanaan dapat menjadi awal dari kesuksesan besar jika diiringi dengan ketekunan, inovasi, dan keberanian mengambil risiko. Bisnis sederhana seperti es teh pun, jika dikelola dengan baik, bisa menjadi peluang besar yang mengubah hidup.

Postingan Terkait